Asalamualaikum...salam sejahtera untuk kita semua, cieee yang lagi pada weekend. ada rencana kemana hari ini ? (kenapa, terkesan kepo yah) buat yang mau bepergian, buat yang mau santai di rumah ada baiknya baca-baca tulisan saya dulu, buat jaga-jaga ketika dimanapun anda berada.
Mohon maaf dengan tidak
mengurangi rasa hormat saya ingin bercerita dan menurut saya cerita ini patut
untuk di publikasikan, karena didalamnya mengandung unsur saling mengingatkan agar tidak ada korban
selanjutnya. (Nama Pelaku saya samarkan) karena saya lupa dengan nama
pelakunya.
Berikut nama samaran dalam cerita
ini :
Peminta Sumbangan : PS
Saya : SY
Pagi ini dibulan September tahun
2013 di salah satu daerah dengan julukan “kota pendidikan” yaitu JATINANGOR
tempat diriku menimba ilmu di salah satu Universitas Negeri di sana. Hari
minggu kulewati seperti biasa dengan santai dan sesekali beres-beres kamar
kosan. Entah apa yang ada di dalam fikiranku pada hari itu diriku memutuskan
untuk mencuci karpet puzzle di kamar mandi yang sudah terlihat using karena
debu yang menumpuk di kamarku. Berhubung kamar mandinya terletak di luar kamar
kosan, maklumlah biaya kosan rada murah (karena saya termasuk dari keluarga
sederhana).
Jikalau banyak yang belum tau,
daerah JATINANGOR ini letaknya di kabupaten sumedang, tidak masuk juga daerah
bandung disana surganya apapun, mulai dari makanan, minuman, sewa kendaraan,
travel, laundry, café murmer, sampe tempat nongkrong kelas elite, kalo saya sih
keseharianya hanya masak nasi, lalu beli lauk di warteg langganan, sesekali
hedon ke tempat nongki hitz disana itupun paling cuman minum dan tidak makan (
irit-irit uang dari orang tua, disana juga surganya para pebalap liar kalo
malam-malam, dan tindak kriminal pencurian.
Back to the topic, kembali ke
mencuci karpet puzzle. Dengan perasaan sedikit riang karena saya baru saja bisa
mengumpulkan uang untuk membeli Hengpone cina dengan kualitas baik namun harga
murah pada jaman itu ( Cross A7S ) dan Hengpone saya yang lama Nokia X-2 yang
telah menemani diriku melawati 3 tahun awal kuliah disana. Mungkin pembaca mengira Hp kaya gitu aja dibangga-banggain, menurut saya itu adalah hal yang sangat membanggakan karena HP itu saya beli dari hasil menabung, tidak meminta sedikitpun dari orang tua. Saya taruhlah
Hengpon itu di lantai, dengan posisi kamar terbuka, dan pagar pintu kosanpun
terbuka (Kosan saya banyak orang yang lalu lalang).
Sesekali kutengok kamarku, saya
rada khawatir juga takut terjadi apa-apa. Setelah hilang rasa gelisahku
akhirnya saya melanjutkan mencuci karpet puzzle dengan tidak memperdulikan
keadaan. “Saya terkejut” ketika keluar dari kamar mandi melihat ada seorang
bapak-bapak baru selesai keluar dari kamarku. Saya langsung menghampirinya
dengan memberikan senyuman dan menjawab salam
PS : Asalamuallaikum dek, Bapak
ingin meminta sumbangan (sambil menunjukan prosposal) entah lokasi yayasanya di
Garut tapi saya tetap berfikir positif untuk membantunya (padahal saya sudah
melihat penipuan berkedok meminta sumbangan, ditambah saya suka menonton
liputan investigasi tentang keseharian para peminta sumbangan di jalan-jalan
raya, itu semua cuma memanfaatkan rasa Iba dari para pemberi untuk keuntungan
pribadi).
SY : Sebentar yah pak saya ambil
dompet dulu, (dengan langkah santai, tiba-tiba terkejut melihat Hengpone saya
yang diletakan di lantai tidak ada). Tetapi tetap saya ambil dompet saya menuju
ke bapak tersebut.
PS : “Bagaimana dek” ?
SY : Mohon maaf sekali pak
*dengan nada sangat sopan. Saya bukan bermaksud suudzon sama bapak, tetapi saya
melihat bapak tapi masuk ke kamar saya sebelum saya bertemu bapak.
PS : “Memang kenapa dek” ? *
dengan nada ramahpun bapak bertanya
SY : Dengan memberanikan diri
saya bertanya, “Hengpone saya ada dua di taruh di lantai tiba-tiba hilang pak,
boleh saya mencek tas bapak” ? soalnya saya melihat bapak tadi masuk ke kamar
saya (Tak bisa menutupi ketegangan muka sang bapak saat saya meminta mencek
tasnya).
PS : Silahkan dek, ini tas bapak.
Sambil memberikan tas kecil model slempang yang biasa menaruh uang hasil
sumbangan.
SY : kok gak ada ya pak ? *masih
saya dinanungi pikiran positif ( Ya Allah kalo memang diriku tidak pantas untuk
memiliki Hengpon itu saya rela engkau ambil kembali). Saya kembali bertanya
“Pak boleh saya periksa kantong celana bapak” ?
PS : Silahkan dek periksa saja.
SY : (Sambil bermunajat kepada
Allah supaya diberikan kemudahan) dengan mengucap bismillah dalam hati saya
memeriksa kantong celana si bapak tersebut. Mulai dari kantong kiri depan
“Tidak Ada”, Kantong kanan depan “Tidak Ada”, Kantong kanan belakang “Tidak
Ada”, diriku terkejut melihat kedua Henponku (Nokia X-2 dan Cross A7S) berada
menyembul pada kantong belakang si bapak, maklumlah kedua hengpon bentuknhya
panjang jika ditaruh di kantong pasti akan timbul. Langsung tanpa basa-basi
saya mengambil hengpone saya.
Ini hengpone saya pak, bapak udah
mencuri ini namanya!!! (nada bicara saya tetap pelan, dengan sedikit rasa
kesal) siapa yang tidak kesal coba, si bapak niat minta sumbangan malah mencuri
Hengpon.
PS : MAAFKAN BAPAK DIK “Mukanya
terlihat sangat menyesal dan skak mat melihat saya memergoki dirinya mencuri
Hengpon saya” (Sambil sujud di hadapan saya dia meminta maaf, berkali-kali
minta maaf)
SY : (Sekitar 3 menit dia
bersujud di hadapanku) Tidak tega melihat hal tersebut saya langsung menarik
bapak untuk berdiri, dan saya bertanya “Apakah bapak punya istri” ?
PS : Punya dek.
SY : “Apakah bapak punya anak” ?
PS : Punya dek.
SY : Jangan sampai istri dan anak
bapak dikasih uang haram dari hasil mencuri pak *sayapun berusaha untuk
memberikan pengarahan kepadanya. Bapak gak tega melihat mereka? yang mendoakan
bapak tetapi bapak malah melakukan perbuatan keji seperti itu. Saya sudah 4
tahun kost disini dan kenal hampir seluruh warga disini, bisa saja bapak saya
teriaki maling untuk gebukin bapak, biar babak belur tetapi saya masih
memikirkan istri dan anak bapak di rumah. (sambil sedikit sedih karena kasian juga
melihat dia sudah memohon maaf sampai bersujud)
PS : kembali terulang kata-kata “Maafkan saya
dik” sambil menghampiri (di dalam dirinya saya yakin dia sudah begitu banyak
penyesalan). Nih KTP bapak ! diapun menunjukan KTPnya.
SY : Saya bingung, kenapa dia
menunjukan KTP nya kepada saya ? memang saya petugas sensus penduduk. Ckckckck
Oke pak, saya foto yah KTP bapak buat bukti dan mudah mencari bapak ketika
bapak melakukan pencurian lagi. (namun foto pencuri hilang karena disimpan di
memori Hengpon Nokia X-2 yang sudah saya jual kepada teman)
PS : Pokoknya saya terima kasih
banyak kepada adik tidak memanggil warga untuk memukuli saya , dan sudah
memaafkan saya. (dengan penuh penyesalan dan kapok bapak itu berterima kasi)
SY : Sama-sama pak jangan diulangi
lagi ya pak, ini ada sedikit rezeki (saya ambil uang yang paling besar yang ada
di dompetku, maklum tanggal tua uang itu berjumlah Rp 10***) memang tidak
besar, tetapi dengan uang itu saya berharap agar si PS malu akan aksinya, dan
tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Dan sayapun bersyukur, ternyata
Allah masih memberikan hamba ini kemudahan rezeki, dan pertolongan dikala
sulit. (Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah tuhan semesta
alam)
PS : terima kasih banyak dek,
semoga Allah membalas semua kebaikan adik. (sambil berjalan meinggalkan kosan)
HIKMAHYA : Berilah kemudahan
kepada orang lain, maka Allah akan mempermudah segala urusanmu.
Positif dalam berfikir mutlak
diperlukan, bukanya Allah sesuai prasangka hambanya.
Besyukurlah, hanya dengan beryukur nikmatmu akan ditambah.
Jangan
teledor, dan jaga barang berharga sebaik mungkin.
Dari kejadian ini begitu banyak
yang saya rasakan menjadi bahan renungan, Saya beryukur atas apa yang Allah
telah berikan kepada diriku, Saya lebih beruntung ketimbang orang-orang di luar
sana. Saya harus lebih banyak berbagi kepada sesama, Saya harus menjadi muslim
yang baik mengamalkan segala perilaku Nabi Muhammad Saw yang mengikuti petunjuk
Qur’an dan Hadist.
Akhirul kalam terima kasih banyak
kepada para pembaca yang sudah menyempatkan waktu membaca Tcerita saya yang
sedikit curcol ini, saya harap ini bisa menjadi inpirasi kepada kita semua agar
selalu berbuat baik kepada orang yang sudah berniat jahat dengan kita
sekalipun, biarkan Allah semua yang membalas. Wasalamuallaikum.