Asalamuallaikum…selamat
menjalankan aktifitas di pagi hari ini, alhamdulillah hari ini kita masih
diberikan umur, masih diijinkan untuk bernafas, masih diberi kesempatan untuk
bertemu keluarga, teman, serta orang-orang tercinta, dan itu semua masih dapat
kita nikmati, makanya untuk mengawali cerita ini ada baiknya kita ucapkan syukur
terlebih dahulu. Alhamdulillah hi rabbil alamin itulah ucapan syukur
kami kepadamu ya Allah.
Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (QS. Al-Baqarah [2] : 152)
Sudah
? Bagaimana ? sudah sedikit lebih tenang, plong dan semakin bersemangat
pastinya dalam menjalani hari ini. “Baiklah jikalau begitu” Oke kali ini saya
akan bercerita tentang yang banyak terjadi pada diri saya, kita dan kalian
semua.
Apakah
itu ? yah bersabar, kenapa bersabar begitu sering kita lupakan, karena pada
dasarnya hal yang paling dilakukan adalah bersabar, apalagi yang menyangkut
soal perubahan yang ada di dalam diri kita. Semua
dari kita pasti punya kesalahan, semua dari kita pasti punya dosa setiap dari
kita pasti pernah melakukan keburukan, bohong kalau anda tidak pernah ? kita
bukan malaikat, kita juga bukan rasulullah yang sudah dijamin Allah akan
memasuki surganya.
Setiap
dari kita pasti pernah melakukan kesalahan itu, baik banyak atau sedikit itu tergantung
pribadi masing-masing. yes, nobody is perfect seperti itulah diri kita,
tidak pernah luput dari namanya kekhilafan.
Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-ornag yang beriman supaya
kamu beruntung. (QS. An-Nur :
31)
Dan sejak
saat itu kita pasti ada lah keinginan kita semua untuk berubah, ataupun
berusaha untuk kembali ke jalan yang diridhai Allah, ya berusaha untuk menjadi
lebih baik tentunya dengan cara bertaubat dan mengurangi intensitas kebiasaan
buruk kita secara sedikit demi sedikit.
Tapi
ada saja setan yang menganggu hamba Allah yang ingin bertaubat, niat ingin
bertaubat kembali ke jalan yang benar malahan mendapat cibiran entah dari
teman, keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat. Sok alim banget sih lo,
paling cumin pencitraan, paling Cuma sebentar besok lagi juga udah lupa tuh
sama taubatnya. Dan saat itu merasa diri kita kok kayanya sia-sia yah udah
berubah? Tapi orang lain kok malah berpendapat seperti itu. Pernah gak, jikalau
pernah mengalami ini berarti anda sedang diuji kesabaranya oleh Allah.
Kuatkah
anda melewati secuil ujian itu, atau malah kita kembali lagi ke aktifitas yang
dulu (gagal taubat). terus merasa ah gua lebih baik gini, gak pusing, bisa
bebas, bisa senang-senang dan gak ada yang peduli juga kok sama gua.
Hush…coba
dipikirkan lagi dan mohon berhati-hati dalam berucap. Apakah benar-benar tiada
yang peduli kepada kita, apalah tiada yang beri kita perhatian, apakah tiada
yang mengerti keinginan kita. Tuhan tuh gak sayang, tuhan tuh gak adil, tuhan
tuh gak mendengar doa saya…astagfirullah untuk yang satu ini pesan saya cuma satu
yaitu, JANGAN EGOIS (baca sekali lagi : JANGAN EGOIS).
Jangan
merasa EGOIS untuk selalu dimengerti orang lain, tetapi dirimu lalai dalam
mengerti orang lain, “ibaratnya lo aja agak meau ngertiin orang lain, ngapain
orang lain harus ngertiin lo” begitulah, sehingga orang lainpun menjadi malas
untuk menasehatimu, untuk sekedar mendekatinya saja sudah ilfiel (ilang
feeling). Gamau kan gais ? saya juga gamau, sebenernya sedih jikalau melihat
orang seperti ini, namun apa daya hanya Allah yang bisa meluluhkanya.
Namun
pernahkah ada keluarga, atau temanmu yang senantiasa bersabar bersedia
mengingatkanmu dalam kebaikan. Ayooo saya beri waktu, bagaimana adakah ? hanya
anda yang bisa menjawabnya. Dan
mungkin saja teman atau keluargamu yang selalu sempat dalam mengingatkan
kebaikan itu merupakan sebuah pertolongan yang Allah berikan, tetapi tidak disampaikan
secara langsung melainkan melalui perantara orang lain. Gimana anda sudah
berfikir sampai kesitu ?
Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2] : 153)
Beruntungnya
kita masih bisa diberikan waktu serta umur untuk berubah, bagaimana jika
diujung nafas atau di akhir hayat kita masih sering melakukan perbuatan dosa,
masih sering melakukan perbuatan maksiat, masih sering melakukan banyak kesalahan
dan belum sempat untuk bertaubat. Duh siksa neraka amatlah pedih, tak mampu
dibayangkan betapa pedihnya siksaan di neraka nanti. Naudzubillah min dzalik
Yuk
! bro sist mumpung masih ada waktu, dan belum bel masuk sekolah juga kan *loh
mari sama-sama bertaubat, kembali ke jalan yang benar, hanya diperlukan
kesabaran dalam mencapai sebuah perubahan, dan godaan setan tidak akan tinggal
diam melihat hamba Allah kembali ke jalan Allah yang benar (ada saja niat untuk
menjerumuskanya kembali).
Dan
memohon ampunlah atas semua kesalahan yang kita miliki, mungkin sudah banyak
orang yang tersakiti akibat perilaku kita yang kurang sopan sehingga membuat
orang lain sakit hati, jika sudah memohon ampun kepada Allah cobalah untuk
meminta maaf kepada orang-orang terdekat keluarga ataupun kerabat mungkin
banyak yang merasa sudah tersakiti.
Tetapi
satu hal yang harus di camkan baik-baik, sorang baik tidak akan pernah
mendoakan yang tidak baik kepada orang terdekatnya jadi ketika dia disakitipun
yang ada dalam doanya (semoga keluarga atau sahabatku ini diberikan kecerahan
berfikir dan kelembutan hati) karena dia khilaf, dan memohon selalu untuk didoakan dalam setiap perubahanya. Jangan lupa
ucapkan syukur kepada Allah (sekali lagi syukur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar